Segera Laporkan SPT Pajak Tahunan 2022, Ini yang Perlu Diketahui
Bagi Anda yang merupakan orang pribadi atau karyawan maupun wajib pajak badan, segeralah melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan 2022 sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Pasalnya, pelaporan SPT ini sangat penting untuk melihat kewajaran perhitungan pajak dari penghasilan para wajib pajak.
Menurut Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Neilmaldrin Noor, semua harta yang dimiliki atau diperoleh sepanjang tahun harus dilaporkan. Pada prinsipnya, semua harta dilaporkan dalam SPT, termasuk uang tunai, sepeda, handphone, rumah, saham bahkan utang.
Tak hanya itu, berbagai macam produk investasi yang telah menjadi aset wajib pajak juga harus dilaporkan. Termasuk aset NFT maupun aset digital lainnya yang wajib dilaporkan di SPT Tahunan dengan menggunakan nilai pasar tanggal 31 Desember pada tahun pajak tersebut.
Adapun yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak ada minimal nilai harta yang harus dilaporkan. Artinya, semua harta yang dimiliki wajib dilaporkan untuk memudahkan perhitungan pajak dari penghasilan para wajib pajak. Namun, Neilmaldrin menekankan bahwa harta yang dilaporkan tidak akan dikenakan kembali pajaknya.
Oleh karena itu, segeralah melaporkan SPT Tahunan 2022 dan pastikan semua harta yang dimiliki atau diperoleh telah dilaporkan dengan benar. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir menghadapi masalah hukum di kemudian hari terkait pajak yang harus dibayar.
Batas Akhir Pelaporan SPT Pajak Tahunan untuk Orang Pribadi dan Perusahaan
Batas akhir pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak tahunan untuk orang pribadi biasanya jatuh pada tanggal 31 Maret setiap tahunnya. Sedangkan untuk perusahaan atau badan, batas akhir pelaporan SPT pajak tahunan adalah pada tanggal 30 April. Namun, perlu diingat bahwa batas akhir pelaporan SPT pajak ini dapat berubah setiap tahun tergantung pada kebijakan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu memeriksa situs resmi Direktorat Jenderal Pajak untuk memastikan tanggal batas akhir pelaporan SPT pajak yang terbaru. Jangan lupa untuk mematuhi jadwal pelaporan SPT pajak agar tidak terkena sanksi atau denda dari pihak yang berwenang.
Yang Harus di Laporkan
Berikut adalah daftar jenis harta kas dan setara kas yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan:
Kas dan setara kas
- Uang tunai dalam bentuk rupiah atau mata uang asing
- Setoran giro atau tabungan dalam rekening bank
- Deposito berjangka
- Sertifikat deposito
- Bilyet deposito
- Kas kecil
- Kas bon/kas check
- Uang muka pembelian
Piutang
- Piutang dagang yang telah diterima pembayaran atau pelunasan
- Piutang lainnya yang telah diterima pembayaran atau pelunasan
Semua jenis harta kas dan setara kas yang dimiliki pada saat pelaporan SPT Tahunan harus dilaporkan, tanpa terkecuali. Pastikan untuk melaporkan harta kas dan setara kas yang dimiliki dengan benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menghindari masalah di kemudian hari.
Investasi
Dalam SPT Pajak Tahunan, jenis investasi yang harus dilaporkan tergantung pada jenis investasi yang dimiliki oleh wajib pajak. Beberapa jenis investasi yang harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan antara lain:
Saham: Semua jenis saham yang dimiliki, baik saham dalam negeri maupun luar negeri, wajib dilaporkan di SPT Pajak Tahunan.
Reksa Dana: Reksa dana yang dimiliki, baik reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, maupun reksa dana campuran, harus dilaporkan.
Obligasi: Obligasi dalam bentuk apapun, seperti surat utang negara, surat utang korporasi, dan lain-lain, wajib dilaporkan.
Deposito Berjangka: Deposito berjangka yang dimiliki pada saat pelaporan SPT Pajak Tahunan wajib dilaporkan.
Emas, Logam Mulia dan Perhiasan: Semua jenis emas, logam mulia, dan perhiasan yang dimiliki harus dilaporkan di SPT Pajak Tahunan.
Properti: Properti atau real estate, seperti rumah, apartemen, tanah, dan bangunan, yang dimiliki wajib pajak juga wajib dilaporkan di SPT Pajak Tahunan.
Aset Digital: Aset digital seperti kripto dan aset non-fungible token (NFT) juga harus dilaporkan di SPT Pajak Tahunan.
Alat transportasi
Dalam SPT Pajak Tahunan, jenis alat transportasi yang harus dilaporkan tergantung pada jenis alat transportasi yang dimiliki oleh wajib pajak. Beberapa jenis alat transportasi yang harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan antara lain:
Mobil pribadi: Jika Anda memiliki mobil pribadi, baik itu mobil baru atau bekas, Anda harus melaporkannya di SPT Pajak Tahunan.
Sepeda motor: Sepeda motor yang dimiliki, baik itu baru atau bekas, juga wajib dilaporkan di SPT Pajak Tahunan.
Kapal: Jika Anda memiliki kapal, baik itu kapal pesiar atau kapal pribadi, Anda juga harus melaporkannya di SPT Pajak Tahunan.
Pesawat: Jika Anda memiliki pesawat pribadi, baik itu jet pribadi atau pesawat kecil, Anda juga wajib melaporkannya di SPT Pajak Tahunan.
Harta Bergerak Lainnya
Selain jenis-jenis harta yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa jenis harta lain yang harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan, termasuk:
Batu mulia dan perhiasan: Jika Anda memiliki batu mulia, perhiasan atau benda seni berharga lainnya, baik itu emas, berlian, permata atau batu mulia lainnya, Anda juga harus melaporkannya di SPT Pajak Tahunan.
- Alat elektronik: Alat elektronik seperti laptop, telepon genggam (HP), televisi, dan perangkat elektronik lainnya, termasuk dalam kategori harta yang harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan.
- Tas dan perhiasan: Tas, baju, sepatu, dan perhiasan lainnya yang memiliki nilai tinggi, termasuk dalam harta yang harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan.
Harta Tidak Bergerak
- Tanah: Setiap tanah yang dimiliki harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan, termasuk tanah yang digunakan untuk tempat tinggal, pertanian, atau komersial.
- Bangunan: Setiap bangunan yang dimiliki, seperti rumah, apartemen, atau ruko harus dilaporkan dalam SPT Pajak Tahunan.
Mengapa Harus Melaporkan SPT Pajak Tahunan?
Melaporkan semua harta yang dimiliki dalam SPT Pajak Tahunan adalah kewajiban bagi setiap wajib pajak, baik itu orang pribadi maupun badan usaha. SPT Pajak Tahunan digunakan untuk menghitung dan membayar pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak selama setahun.
Tidak melaporkan harta yang dimiliki dalam SPT Pajak Tahunan dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius bagi wajib pajak, seperti:
Denda: Wajib pajak yang tidak melaporkan seluruh harta yang dimilikinya dalam SPT Pajak Tahunan dapat dikenakan denda sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Sanksi Pidana: Wajib pajak yang dengan sengaja atau tanpa hak memotong atau tidak menyetor pajak yang seharusnya disetor, atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam SPT, dapat dikenakan sanksi pidana.
Audit Pajak: Wajib pajak yang tidak melaporkan seluruh harta yang dimilikinya dalam SPT Pajak Tahunan dapat dikenakan audit pajak oleh pihak berwenang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap wajib pajak untuk melaporkan seluruh harta yang dimilikinya dengan benar dan jujur dalam SPT Pajak Tahunan. Hal ini juga penting untuk memastikan bahwa perhitungan pajak yang dilakukan oleh pihak berwenang tepat dan tidak menimbulkan masalah di masa depan.